
Menurut sejumlah literatur sejarah, Ismail a.s. ialah orang pertama yang menyelimuti Ka`bah dengan kiswah. Ada juga yang berpendapat bahwa Adnan, buyut Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam orang pertama yang melakukannya.
Namun demikian, dokumentasi sejarah yang valid mengabadikan nama Tubba’ bin Abi Karab As’ad, penguasa Himyar, sebagai orang pertama yang menyelimuti Ka`bah dengan kiswah.
Persitiwa ini terjadi saat Tubba’ melewati Mekah dalam perjalanan pulang ke Himyar setelah menyerbu Yatsrib pada 220 sebelum Hijriah. Dia menutupi Ka`bah dengan daun kurma yang kemudian dilapisi bunga Ma’afir yang semerbak mewangi. Kiswah ini sendiri disebut dengan kiswah Yamani.
Kiswah penutup Ka`bah terus berganti hingga Qushai bin Kilab mewajibkan setiap kabilah untuk bergantian setiap tahun membuat kiswah untuk Ka`bah. Wanita pertama pembuat kiswah pada masa jahiliah adalah ibu Al-Abbas bin Abdul Muthallib. Dia membuat kiswah dari sutra.
Setelah itu, Umar bin Khattab lalu Utsman bin Affan secara bergantian yang membuat kiswah dengan kain tenun Mesir yang lazim disebut Qabathi. Pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan, ada dua macam kiswah yang digunakan untuk menyelimuti Ka`bah.
Pada bulan Asyura’ digunakan kain sutra, sedangkan pada 29 Ramadhan digunakan kain tenun Mesir Mesir mendapat kehormatan sebagai pembuat kiswah Ka`bah sejak masa Amirul Mukminin Umar bin Khahhab.
style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Setiap tahun, dia menulis surat kepada Gubernur Mesir untuk membuat kiswah Ka`bah yang biasa disebut dengan Qabathi tersebut. Bentuk Qabathi sendiri berupa kain tipis berwarna putih yang dibuat di Kota Fayum.
Tempat pernbuatan kiswah ini di Mesir semakin bertambah, seiring dengan berpindahnya Ibu Kota Mesir dari satu daerah ke daerah lain. Dalam salah satu manuskripnya yang mengisahkan Kota Tanis, Al-Muqrizi menulis bahwa kota itu sangat indah. Industri yang paling berkembang pesat adalah industri pembuatan pakaian indah. Dan, di kota inilah kiswah Ka`bah dibuat.
Pada 1233 M, salah seorang sultan dari Dinasti Fathimi, Al-Muiz Lidinillah memutuskan untuk mendirikan tempat khusus pembuatan kiswah di distrik Kharnafasy di Kairo. Distrik ini terletak di kawasan strategis. Sejak saat itulah, tempat ini terus memproduksi kiswah Ka`bah.
Kharnafasy terus menyuplai kiswah hingga 1962 M, di mana Mesir berhenti mengirimkan kiswah karena kerajaan Arab Saudi memutuskan untuk membuat kiswah sendiri.
Pada 1436 H, Raja Abdul Aziz dari Dinasti Su’ud memerintahkan pendirian tempat khusus guna memproduksi kiswah di Mekah. Pusat pembuatan kiswah ini berkembang dengan pesat hingga mampu menyediakan kiswah yang berkualitas setiap tahun. Prosesi penggantian kiswah biasanya dilakukan setelah shalat asar.
Para petugas menggunakan tangga listrik untuk membentangkan kiswah baru pada keempat sisi Ka`bah. Setelah itu, mereka memotong 47 simpul yang terdapat di bagian atas Ka`bah yang membuat kiswah lama segera terlepas.
Dan, pada saat yang bersamaan, kiswah baru secara rapi menutupi Ka‘bah. Prosesi seperti sengaja dilakukan agar bangunan Ka`bah tidak dibiarkan “telanjang” sedetik pun. []
Sumber: jalnsirah
0 Response to "Rahasia Kiswah Ka’bah"
Posting Komentar